humanh3alth
New Member
http://www.klinikvaksinasi.com/definisi-vaksin-imunisasi-vaksinasi/
Seperti halnya imunisasi pada anak-anak, imunisasi pada orang dewasa juga bertujuan untuk mencegah penularan penyakit. Tetapi banyak orang yang belum menyadari pentingnya melakukan vaksinasi. Kendati belum menjadi program wajib layaknya vaksin pada anak, sebenarnya orang dewasa juga perlu diimunisasi. Dengan vaksinasi, tubuh akan terlindungi sampai 80 persen. Secara umum terdapatjenis vaksin yang sebaiknya dilakukan orang dewasa (berusia di atas 18 tahun).
1. Vaksin human papillomavirus (HPV)
Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk semua wanita berusia di bawah 26 tahun yang belum menyelesaikan vaksin. Idealnya, vaksin harus diberikan sebelum potensi terkena HPV melalui aktivitas 's3kzual'.
Namun, wanita yang masih aktif secara 's3kzual' juga harus divaksinasi. Vaksinasi kurang bermanfaat bagi wanita yang telah terinfeksi dengan satu atau lebih jenis vaksin HPV.
2. Vaksin tetanus, diphtheria dan acellular pertussis (Td/Tdap)
Orang dewasa harus memenuhi dosis primer tetanus, terutama setelah mengalami cedera apapun yang berhubungan dengan tetanus, seperti luka yang disebabkan oleh karat atau kuku tua.
Wanita yang hamil juga bisa mendapatkan vaksinasi ini selama periode pasca melahirkan.
3. Vaksin campak, gondok, rubella (measles, mumps, rubella atau MMR)
Orang dewasa yang lahir sebelum tahun 1957 dapat dianggap kebal terhadap penyakit campak dan gondok. Namun, orang yang lahir selama atau setelah 1957 harus mendapatkan lebih dari satu dosis MMR kecuali jika memiliki kontraindikasi medis.
Wanita yang tidak memiliki imunitas tinggi, harus menerima vaksin MMR setelah selesai proses persalinan dan sebelum pulang dari fasilitas layanan kesehatan.
4. Vaksin Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan virus yang menyerang liver dan menyebar lewat kontak oral dan lingkungan yang tidak bersih. Vaksin Hepatitis A akan membantu tubuh memproduksi antibodi untuk bertahan dari gempuran penyakit ini.
Penyuntikan dilakukan 2 kali dengan jarak 6 bulan daya tahan vaksin dalam tubuh sekitar 20 tahun. "Bagi yang bekerja di industri makanan disarankan menggunakan sarung tangan khusus, supaya tidak menularkan atau menyebarkan hepatitis A pada konsumen," kata Iris.
5. Vaksin Hepatitis B
Penyakit ini hampir sama dengan hepatitis A. Namun penyakit ini menular lewat transfusi darah, hubungan 's3kzual', dan penggunaan barang pribadi bersama. Penyakit ini juga bisa menular dari ibu hamil ke janin. Pada janin yang lahir dengan ibu hepatitis B, akan segera disuntik vaksin sehingga antibodi dalam tubuhnya bisa segera terbentuk. Vaksin ini diberikan tiga kali dengan jarak 1 dan 6 bulan.
"Walaupun sudah pernah disuntik saat kecil tidak ada salahnya mengulang, karena daya tahan vaksin berkisar 20 tahun," kata Iris.
6. Vaksin Pneumonia
Penyakit penumonia atau radang paru disebabkan bakteri Streptococcus pneumoniae yang bercokol di hidung dan tenggorokan. Penyakit ini menyerang saluran nafas bawah dan menular lewat batuk, bersin, dan ketika bicara. Serangan pneumonia lebih rentan pada orang berusia lebih dari 60 tahun atau orang dengan daya tahan tubuh yang rendah.
Tersedia beberapa jenis vaksin dengan serotipe bakteri berbeda. Menurut Iris keduanya sama baiknya. Pemberian vaksin harus diulang setiap 5 tahun.
Seperti halnya imunisasi pada anak-anak, imunisasi pada orang dewasa juga bertujuan untuk mencegah penularan penyakit. Tetapi banyak orang yang belum menyadari pentingnya melakukan vaksinasi. Kendati belum menjadi program wajib layaknya vaksin pada anak, sebenarnya orang dewasa juga perlu diimunisasi. Dengan vaksinasi, tubuh akan terlindungi sampai 80 persen. Secara umum terdapatjenis vaksin yang sebaiknya dilakukan orang dewasa (berusia di atas 18 tahun).
1. Vaksin human papillomavirus (HPV)
Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk semua wanita berusia di bawah 26 tahun yang belum menyelesaikan vaksin. Idealnya, vaksin harus diberikan sebelum potensi terkena HPV melalui aktivitas 's3kzual'.
Namun, wanita yang masih aktif secara 's3kzual' juga harus divaksinasi. Vaksinasi kurang bermanfaat bagi wanita yang telah terinfeksi dengan satu atau lebih jenis vaksin HPV.
2. Vaksin tetanus, diphtheria dan acellular pertussis (Td/Tdap)
Orang dewasa harus memenuhi dosis primer tetanus, terutama setelah mengalami cedera apapun yang berhubungan dengan tetanus, seperti luka yang disebabkan oleh karat atau kuku tua.
Wanita yang hamil juga bisa mendapatkan vaksinasi ini selama periode pasca melahirkan.
3. Vaksin campak, gondok, rubella (measles, mumps, rubella atau MMR)
Orang dewasa yang lahir sebelum tahun 1957 dapat dianggap kebal terhadap penyakit campak dan gondok. Namun, orang yang lahir selama atau setelah 1957 harus mendapatkan lebih dari satu dosis MMR kecuali jika memiliki kontraindikasi medis.
Wanita yang tidak memiliki imunitas tinggi, harus menerima vaksin MMR setelah selesai proses persalinan dan sebelum pulang dari fasilitas layanan kesehatan.
4. Vaksin Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan virus yang menyerang liver dan menyebar lewat kontak oral dan lingkungan yang tidak bersih. Vaksin Hepatitis A akan membantu tubuh memproduksi antibodi untuk bertahan dari gempuran penyakit ini.
Penyuntikan dilakukan 2 kali dengan jarak 6 bulan daya tahan vaksin dalam tubuh sekitar 20 tahun. "Bagi yang bekerja di industri makanan disarankan menggunakan sarung tangan khusus, supaya tidak menularkan atau menyebarkan hepatitis A pada konsumen," kata Iris.
5. Vaksin Hepatitis B
Penyakit ini hampir sama dengan hepatitis A. Namun penyakit ini menular lewat transfusi darah, hubungan 's3kzual', dan penggunaan barang pribadi bersama. Penyakit ini juga bisa menular dari ibu hamil ke janin. Pada janin yang lahir dengan ibu hepatitis B, akan segera disuntik vaksin sehingga antibodi dalam tubuhnya bisa segera terbentuk. Vaksin ini diberikan tiga kali dengan jarak 1 dan 6 bulan.
"Walaupun sudah pernah disuntik saat kecil tidak ada salahnya mengulang, karena daya tahan vaksin berkisar 20 tahun," kata Iris.
6. Vaksin Pneumonia
Penyakit penumonia atau radang paru disebabkan bakteri Streptococcus pneumoniae yang bercokol di hidung dan tenggorokan. Penyakit ini menyerang saluran nafas bawah dan menular lewat batuk, bersin, dan ketika bicara. Serangan pneumonia lebih rentan pada orang berusia lebih dari 60 tahun atau orang dengan daya tahan tubuh yang rendah.
Tersedia beberapa jenis vaksin dengan serotipe bakteri berbeda. Menurut Iris keduanya sama baiknya. Pemberian vaksin harus diulang setiap 5 tahun.