Jon E8
Member
Pernah nggak sih kamu merasa hidup jadi berat karena terus kepikiran seseorang? Entah itu mantan, teman dekat yang menjauh, atau seseorang yang ternyata nggak bisa kamu miliki. Pikiran tentang dia datang tiba-tiba—pas lagi kerja, mau tidur, atau bahkan saat lagi ketawa bareng teman. Rasanya nggak nyaman, tapi juga nggak tahu harus mulai dari mana untuk bangkit. Yuk, kita bahas bareng-bareng. Siapa tahu kamu bisa pelan-pelan nemuin lagi ketenangan dalam diri.
Kenapa Susah Melupakan?
Wajar banget kalau kamu merasa sulit melepaskan. Karena manusia itu makhluk yang suka keterikatan. Kita terbiasa berbagi cerita, perhatian, bahkan rencana masa depan dengan seseorang. Jadi, waktu dia nggak lagi ada, otak masih menyimpan “memori kebiasaan” bareng dia.
Misalnya, kamu biasa chatting tiap malam sebelum tidur. Sekarang, pas liat layar HP, ada rasa kosong. Hal-hal kecil seperti itu yang bikin move on terasa berat.
Mulai Dari Menerima, Bukan Melawan
Seringkali kita pengin buru-buru lupa. Tapi makin dipaksa, malah makin ingat, kan? Coba mulai dari menerima dulu: iya, kamu sedih. Iya, kamu masih sayang. Nggak apa-apa. Menerima bukan berarti menyerah, tapi mengakui apa yang kamu rasakan supaya kamu bisa pelan-pelan berdamai.
Coba deh luangkan waktu buat ngobrol sama diri sendiri. Tulis di jurnal, atau sekadar rebahan sambil merenung. Apa yang bikin kamu paling berat? Jawaban jujur dari diri sendiri kadang adalah langkah awal buat sembuh.
Alihkan Fokus Ke Diri Sendiri
Setelah kamu mulai bisa menerima, langkah berikutnya adalah fokus ke diri sendiri. Bukan buat ngehindar, tapi supaya kamu ingat kalau hidupmu nggak cuma soal dia.
Contoh sederhana:
Berani Melepas dan Berhenti Kepo
Jujur aja, ngecek sosial media dia itu cuma bikin hati makin nggak tenang. Kamu lihat dia posting hal baru, terus langsung overthinking, “Dia udah bahagia tanpa aku?” Nah, itu capek banget kalau dilanjutin.
Kalau perlu, mute akun dia. Bukan karena benci, tapi karena kamu sayang sama diri sendiri. Melepas bukan berarti melupakan semua kenangan, tapi berhenti ngasih ruang ke hal yang bikin kamu terus terluka.
Cari Dukungan, Jangan Dipendam Sendiri
Kadang kita ngerasa harus kuat sendirian, padahal nggak ada salahnya cerita ke orang yang kamu percaya. Bisa ke sahabat, keluarga, atau bahkan cari konseling kalau memang perlu. Kamu nggak sendirian, dan kamu nggak harus ngerasa kuat terus.
Contohnya, ada temanku yang habis putus berat sampai susah tidur berhari-hari. Dia akhirnya cerita ke sahabatnya dan ikut komunitas lari. Dari situ, dia pelan-pelan belajar bahwa hidupnya tetap bisa jalan walau tanpa dia.
Nemu Tenang Itu Perjalanan
Melupakan seseorang itu bukan soal “gimana caranya cepat selesai”, tapi tentang bagaimana kamu bertumbuh sambil menjalani prosesnya. Kadang kamu maju, kadang mundur, dan itu normal. Yang penting, kamu nggak berhenti jalan.
Kalau kamu pengin baca lebih dalam tentang proses sembuh dan nemuin rasa tenang dalam diri, kamu bisa cek artikel menarik ini: cara melupakan seseorang dan menemukan kembali rasa tenang dalam diri
Kenapa Susah Melupakan?
Wajar banget kalau kamu merasa sulit melepaskan. Karena manusia itu makhluk yang suka keterikatan. Kita terbiasa berbagi cerita, perhatian, bahkan rencana masa depan dengan seseorang. Jadi, waktu dia nggak lagi ada, otak masih menyimpan “memori kebiasaan” bareng dia.
Misalnya, kamu biasa chatting tiap malam sebelum tidur. Sekarang, pas liat layar HP, ada rasa kosong. Hal-hal kecil seperti itu yang bikin move on terasa berat.
Mulai Dari Menerima, Bukan Melawan
Seringkali kita pengin buru-buru lupa. Tapi makin dipaksa, malah makin ingat, kan? Coba mulai dari menerima dulu: iya, kamu sedih. Iya, kamu masih sayang. Nggak apa-apa. Menerima bukan berarti menyerah, tapi mengakui apa yang kamu rasakan supaya kamu bisa pelan-pelan berdamai.
Coba deh luangkan waktu buat ngobrol sama diri sendiri. Tulis di jurnal, atau sekadar rebahan sambil merenung. Apa yang bikin kamu paling berat? Jawaban jujur dari diri sendiri kadang adalah langkah awal buat sembuh.
Alihkan Fokus Ke Diri Sendiri
Setelah kamu mulai bisa menerima, langkah berikutnya adalah fokus ke diri sendiri. Bukan buat ngehindar, tapi supaya kamu ingat kalau hidupmu nggak cuma soal dia.
Contoh sederhana:
- Daftar kelas yoga atau zumba bareng teman
- Mulai ngerjain hobi lama, kayak melukis atau main gitar
- Bikin jadwal self-care tiap minggu, kayak maskeran atau nonton film favorit
Berani Melepas dan Berhenti Kepo
Jujur aja, ngecek sosial media dia itu cuma bikin hati makin nggak tenang. Kamu lihat dia posting hal baru, terus langsung overthinking, “Dia udah bahagia tanpa aku?” Nah, itu capek banget kalau dilanjutin.
Kalau perlu, mute akun dia. Bukan karena benci, tapi karena kamu sayang sama diri sendiri. Melepas bukan berarti melupakan semua kenangan, tapi berhenti ngasih ruang ke hal yang bikin kamu terus terluka.
Cari Dukungan, Jangan Dipendam Sendiri
Kadang kita ngerasa harus kuat sendirian, padahal nggak ada salahnya cerita ke orang yang kamu percaya. Bisa ke sahabat, keluarga, atau bahkan cari konseling kalau memang perlu. Kamu nggak sendirian, dan kamu nggak harus ngerasa kuat terus.
Contohnya, ada temanku yang habis putus berat sampai susah tidur berhari-hari. Dia akhirnya cerita ke sahabatnya dan ikut komunitas lari. Dari situ, dia pelan-pelan belajar bahwa hidupnya tetap bisa jalan walau tanpa dia.
Nemu Tenang Itu Perjalanan
Melupakan seseorang itu bukan soal “gimana caranya cepat selesai”, tapi tentang bagaimana kamu bertumbuh sambil menjalani prosesnya. Kadang kamu maju, kadang mundur, dan itu normal. Yang penting, kamu nggak berhenti jalan.
Kalau kamu pengin baca lebih dalam tentang proses sembuh dan nemuin rasa tenang dalam diri, kamu bisa cek artikel menarik ini: cara melupakan seseorang dan menemukan kembali rasa tenang dalam diri