hidupsehat
New Member
Orang bilang, patah hati biasa dalam percintaan. Ibarat risiko, patah hati harus diterima oleh setiap orang yang berhubungan asmara atau dalam hubungan sosial biasa. Namun ternyata, patah hati bisa sangat berbahaya, terutama jika menimpa orang yang memiliki instabilitas psikis dan emosi tinggi. Bahkan bisa berisiko pada depresi.
Kejadian seorang pria yang membunuh anjing milik kekasihnya di Tangerang, Juni 2018, menjadi contoh jika patah hati bisa sangat berbahaya. Demikian pula dengan kasus bunuh diri seorang polisi di Sumatera Selatan pada 2017. Tak stabilnya emosi dan depresi saat putus cinta atau gangguan hubungan sosial bisa memicu perilaku ekstrem.
Patah hati dapat diartikan sebagai sebuah kondisi di mana seseorang merasa tidak senang karena perasaannya dilukai, entah akibat dihina, dikhianati, diputuskan hubungannya atau alasan lain.
Agar teman tidak depresi saat patah hati, lakukan langkah ini
Secara psikologis, patah hati adalah akumulasi emosi yang bisa menyebabkan perubahan perilaku dan fisiologis tubuh seseorang. Saat perasaan seseorang terluka, tubuhnya akan memberi respons berupa kenaikan tekanan darah, air mata keluar, detak jantung lebih kencang, dan keluarnya hormon-hormon tertentu. Untuk menghadapi kondisi ini, berikut ini beberapa strategi yang bisa dilakukan, agar teman Anda yang sedang mengalaminya, tidak depresi.
1. Coba berempati. Pahami apa masalah yang membuat kawan, kerabat, atau anak Anda patah hati. Jangan terbawa emosinya, apalagi memanas-manasi karena akan menambah masalah. Selain memaklumi apa yang dia rasakan, coba posisikan diri kita ke tempat yang sama sehingga bisa muncul solusi dari pikiran yang tenang.
2. Ikuti apa yang dia inginkan. Jika “si patah hati” ingin sendiri, ikuti saja maunya. Namun tetap Anda awasi agar jangan sampai dia melakukan tindakan ekstrem. Perlahan coba Tanya, apa yang perlu Anda lakukan untuk membuatnya lebih tenang atau merasa baikan.
3. Meminta maaf. Jika Anda yang terlibat dalam masalah itu, cobalah meminta maaf lebih dulu. Coba pahami perasaannya dan lebih baik untuk meninggalkan ego sesaat untuk membuat orang lain lebih baik. Namun perlu dingatkan agar ada rekonsiliasi dan perubahan agar hubungan Anda dan si patah hati jadi lebih baik.
4. Berbicara dengan seseorang yang peduli. Sebuah praktek konseling yang baik adalah yang 90 persen membicarakan kepentingan pasiennya. Seseorang akan merasa lebih baik ketika ada yang dapat diajak bicara dan memahami apa yang sedang dia alami.
5. Biarkan rasa sakit menjadi obatnya. Terkadang, rasa sakit bisa mengobati penderitaan Anda yang sebenarnya. Dengan merasa sakit dan mencoba untuk sembuh, seseorang akan menjadi manusia seutuhnya. Memang hal ini gampang dibicarakan dan susah dipratekkan. Namun jika Anda sukses menjadikan rasa sakit sebagai obat penderitaan jiwa Anda, di masa mendatang tak ada lagi yang tak bisa Anda lalui.
Datang kepada Tuhan. Solusi terakhir bukan lagi dari manusia, melainkan dari Sang Pencipta. Dengan mengadu lewat doa, tangan-Nya akan datang dan penderitaan Anda bisa berkurang.
Kejadian seorang pria yang membunuh anjing milik kekasihnya di Tangerang, Juni 2018, menjadi contoh jika patah hati bisa sangat berbahaya. Demikian pula dengan kasus bunuh diri seorang polisi di Sumatera Selatan pada 2017. Tak stabilnya emosi dan depresi saat putus cinta atau gangguan hubungan sosial bisa memicu perilaku ekstrem.
Patah hati dapat diartikan sebagai sebuah kondisi di mana seseorang merasa tidak senang karena perasaannya dilukai, entah akibat dihina, dikhianati, diputuskan hubungannya atau alasan lain.
Agar teman tidak depresi saat patah hati, lakukan langkah ini
Secara psikologis, patah hati adalah akumulasi emosi yang bisa menyebabkan perubahan perilaku dan fisiologis tubuh seseorang. Saat perasaan seseorang terluka, tubuhnya akan memberi respons berupa kenaikan tekanan darah, air mata keluar, detak jantung lebih kencang, dan keluarnya hormon-hormon tertentu. Untuk menghadapi kondisi ini, berikut ini beberapa strategi yang bisa dilakukan, agar teman Anda yang sedang mengalaminya, tidak depresi.
1. Coba berempati. Pahami apa masalah yang membuat kawan, kerabat, atau anak Anda patah hati. Jangan terbawa emosinya, apalagi memanas-manasi karena akan menambah masalah. Selain memaklumi apa yang dia rasakan, coba posisikan diri kita ke tempat yang sama sehingga bisa muncul solusi dari pikiran yang tenang.
2. Ikuti apa yang dia inginkan. Jika “si patah hati” ingin sendiri, ikuti saja maunya. Namun tetap Anda awasi agar jangan sampai dia melakukan tindakan ekstrem. Perlahan coba Tanya, apa yang perlu Anda lakukan untuk membuatnya lebih tenang atau merasa baikan.
3. Meminta maaf. Jika Anda yang terlibat dalam masalah itu, cobalah meminta maaf lebih dulu. Coba pahami perasaannya dan lebih baik untuk meninggalkan ego sesaat untuk membuat orang lain lebih baik. Namun perlu dingatkan agar ada rekonsiliasi dan perubahan agar hubungan Anda dan si patah hati jadi lebih baik.
4. Berbicara dengan seseorang yang peduli. Sebuah praktek konseling yang baik adalah yang 90 persen membicarakan kepentingan pasiennya. Seseorang akan merasa lebih baik ketika ada yang dapat diajak bicara dan memahami apa yang sedang dia alami.
5. Biarkan rasa sakit menjadi obatnya. Terkadang, rasa sakit bisa mengobati penderitaan Anda yang sebenarnya. Dengan merasa sakit dan mencoba untuk sembuh, seseorang akan menjadi manusia seutuhnya. Memang hal ini gampang dibicarakan dan susah dipratekkan. Namun jika Anda sukses menjadikan rasa sakit sebagai obat penderitaan jiwa Anda, di masa mendatang tak ada lagi yang tak bisa Anda lalui.
Datang kepada Tuhan. Solusi terakhir bukan lagi dari manusia, melainkan dari Sang Pencipta. Dengan mengadu lewat doa, tangan-Nya akan datang dan penderitaan Anda bisa berkurang.