Jon E8
Member
Pernah nggak sih kamu merasa susah move on dari seseorang, padahal hubungan sudah lama selesai? Atau setiap lihat hal kecil yang mengingatkan tentang dia, rasanya hati langsung nyesek lagi? Nah, bisa jadi itu yang sekarang sering disebut dengan “gamon” atau gagal move on.
Fenomena gamon ini bukan cuma soal cinta-cintaan kok. Lebih dalam dari itu, gamon adalah kondisi ketika seseorang masih menyimpan emosi, kenangan, atau harapan terhadap sesuatu yang sudah berlalu. Bisa tentang mantan pacar, sahabat yang menjauh, pekerjaan yang hilang, atau mimpi yang belum tercapai.
Kenapa Bisa Gagal Move On?
Gamon terjadi karena manusia punya keterikatan, baik secara emosional maupun mental. Saat kita sudah nyaman atau terbiasa dengan kehadiran seseorang atau situasi tertentu, perubahan terasa berat. Contohnya, setelah hubungan panjang, wajar kalau kamu masih terbawa suasana masa lalu—karena otak dan hati sudah terbiasa ada dia.
Hal ini juga dipengaruhi oleh:
Bayangin kamu baru putus setelah pacaran 4 tahun. Setiap jalan ke tempat makan favorit berdua, rasanya jadi sepi banget. Atau lagi denger playlist lama, tiba-tiba hati mulai mellow dan ingatan datang bertubi-tubi.
Atau contoh lain, kamu resign dari pekerjaan yang kamu cintai. Minggu pertama rasanya seperti liburan, tapi lama-kelamaan kamu mulai kangen suasana kantor, bercanda bareng teman kerja, atau rutinitas tiap pagi ngopi sebelum mulai kerja.
Situasi-situasi kayak gini bikin kita bertanya, “Kenapa sih susah banget buat ikhlas?”
Haruskah Gamon Itu Dianggap Masalah?
Gamon bukan berarti kamu lemah atau nggak bisa move on. Ini reaksi alami manusia ketika kehilangan sesuatu yang berarti. Tapi, kalau terlalu berlarut-larut sampai mengganggu aktivitas harian atau bikin kamu terus merasa sedih, mungkin saatnya pelan-pelan belajar berdamai.
Kuncinya ada di penerimaan. Bukan melupakan, tapi menerima kenyataan bahwa sesuatu sudah berubah. Yuk, mulai dari hal kecil:
Nggak ada cara instan buat sembuh dari gamon, tapi kamu bisa mulai dari langkah sederhana:
Jika kamu sedang gamon, ingat, kamu nggak sendiri. Banyak orang juga pernah berada di posisi yang sama, bingung, sedih, tapi akhirnya bisa bangkit lagi. Perlahan aja, nggak perlu buru-buru. Yang penting kamu terus bergerak maju, meskipun pelan.
Kalau kamu penasaran lebih dalam tentang makna gamon dan kenapa fenomena ini sering terjadi, kamu bisa baca penjelasan lengkapnya di artikel tentang gamon dan fenomena emosional yang sering diabaikan.
Fenomena gamon ini bukan cuma soal cinta-cintaan kok. Lebih dalam dari itu, gamon adalah kondisi ketika seseorang masih menyimpan emosi, kenangan, atau harapan terhadap sesuatu yang sudah berlalu. Bisa tentang mantan pacar, sahabat yang menjauh, pekerjaan yang hilang, atau mimpi yang belum tercapai.
Kenapa Bisa Gagal Move On?
Gamon terjadi karena manusia punya keterikatan, baik secara emosional maupun mental. Saat kita sudah nyaman atau terbiasa dengan kehadiran seseorang atau situasi tertentu, perubahan terasa berat. Contohnya, setelah hubungan panjang, wajar kalau kamu masih terbawa suasana masa lalu—karena otak dan hati sudah terbiasa ada dia.
Hal ini juga dipengaruhi oleh:
- Kenangan yang terlalu kuat, jadi susah untuk melepas.
- Belum menerima kenyataan, masih berharap semuanya kembali seperti dulu.
- Takut memulai dari nol, apalagi kalau hubungan itu sudah lama dijalani.
Bayangin kamu baru putus setelah pacaran 4 tahun. Setiap jalan ke tempat makan favorit berdua, rasanya jadi sepi banget. Atau lagi denger playlist lama, tiba-tiba hati mulai mellow dan ingatan datang bertubi-tubi.
Atau contoh lain, kamu resign dari pekerjaan yang kamu cintai. Minggu pertama rasanya seperti liburan, tapi lama-kelamaan kamu mulai kangen suasana kantor, bercanda bareng teman kerja, atau rutinitas tiap pagi ngopi sebelum mulai kerja.
Situasi-situasi kayak gini bikin kita bertanya, “Kenapa sih susah banget buat ikhlas?”
Haruskah Gamon Itu Dianggap Masalah?
Gamon bukan berarti kamu lemah atau nggak bisa move on. Ini reaksi alami manusia ketika kehilangan sesuatu yang berarti. Tapi, kalau terlalu berlarut-larut sampai mengganggu aktivitas harian atau bikin kamu terus merasa sedih, mungkin saatnya pelan-pelan belajar berdamai.
Kuncinya ada di penerimaan. Bukan melupakan, tapi menerima kenyataan bahwa sesuatu sudah berubah. Yuk, mulai dari hal kecil:
- Alihkan fokus ke aktivitas yang bikin kamu senang atau produktif.
- Batasi akses ke hal-hal yang memicu kenangan (misalnya foto lama atau chat yang belum dihapus).
- Cerita ke teman dekat yang bisa jadi tempat kamu sandaran, bukan yang malah nge-judge.
Nggak ada cara instan buat sembuh dari gamon, tapi kamu bisa mulai dari langkah sederhana:
- Akui perasaanmu. Kamu sedih? Nggak apa-apa. Jangan dipendam.
- Set batas waktu untuk meratapi. Misalnya, “Oke, minggu ini aku istirahat dulu, tapi minggu depan aku mau mulai produktif lagi.”
- Coba hal baru. Bisa ikut kelas, jalan ke tempat baru, atau kenalan dengan orang-orang positif.
- Tulis apa yang kamu rasakan. Kadang dengan menulis, beban di hati terasa lebih ringan.
- Belajar memaafkan. Memaafkan diri sendiri, dan orang lain yang terlibat.
Jika kamu sedang gamon, ingat, kamu nggak sendiri. Banyak orang juga pernah berada di posisi yang sama, bingung, sedih, tapi akhirnya bisa bangkit lagi. Perlahan aja, nggak perlu buru-buru. Yang penting kamu terus bergerak maju, meskipun pelan.
Kalau kamu penasaran lebih dalam tentang makna gamon dan kenapa fenomena ini sering terjadi, kamu bisa baca penjelasan lengkapnya di artikel tentang gamon dan fenomena emosional yang sering diabaikan.