harbisindo
New Member
Biasa terlihat penderita asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) serng menggunakan inhaler biru atau salbutamol untuk mengatasi sesak napas yang datang tiba-tiba. Namun tahukah Anda jika obat ini punya efek samping?
Inhaler bekerja dengan mengendurkan otot-otot saluran udara ke paru-paru. Ini dapat membantu meringankan gejala sesak napas, batuk, dan mengi. Penggunaannya harus dengan resep dokter dan mengikuti petunjuk dengan benar. Sebab inhaler bisa sulit digunakan dan kesalahan dalam teknik bisa membuat obat yang masuk ke paru-paru hanya sedikit.
Beberapa orang mungkin memiliki reaksi alergi terhadap inhaler biru ini. Tanda-tanda reaksi alergi termasuk kulit gatal, merah, bengkak, melepuh atau mengelupas. Indikasi lain dari reaksi alergi terhadap salbutamol termasuk kesulitan bernapas atau berbicara. Selain itu, mulut, wajah, bibir, lidah atau tenggorokan mungkin mulai membengkak setelah menggunakan inhaler biru.
Baca : Migrain dan Menopause, Mengapa Ada Kaitan?
Efek samping dari obat ini juga membuat kamu terasa melayang, detak jantung lebih cepat, sakit kepala, dan kram otot. Oleh karena itu, menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), perlu diperhatikan apakah gejala asma atau COPD kamu membaik hanya dengan satu kali hirupan.
Atau ketika mengalami detak jantung yang lebih cepat, kamu harus memberitahu kondisi tersebut kepada dokter secara teratur. "Perawatan kamu mungkin perlu ditinjau ulang sehingga tidak perlu sering menggunakan salbutamol," tulis NHS.
Sementara jika muncul sakit kepala saat menghirup inhaler biru, segera beristirahat dan minum banyak cairan ya agar mereda.
Sumber : Bisnisindonesia.id