Ingin Jual Rumah Saat Ini? Sebaiknya Pikir-Pikir Dulu

Status
Not open for further replies.

Kukuh_03

New Member
[IMG]

Sumber gambar : 99.co​

Bisnis, JAKARTA — Harga rumah seken atau sekunder terutama kategori mewah tampaknya masih dalam tekanan pada masa pandemi. Sejumlah pemangku kepentingan di sektor properti memperkirakan harga jual rumah sekunder masih belum membaik setidaknya hingga kuartal ketiga tahun ini.

Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (ARBEI), misalnya, menyatakan bahwa harga properti sekunder di Tanah Air bakal terkoreksi 10 persen hingga 20 persen meskipun pasar rumah seken mengalami perbaikan dibandingkan dengan tahun ini. Ketua Umum DPP AREBI Lukas Bong mengatakan bahwa pasar properti sekunder akan mengalami perbaikan seiring dengan adanya optimisme program vaksinasi nasional. Namun, dia menegaskan harga properti sekunder tetap mengalami koreksi hingga 20 persen dipicu lemahnya daya beli akibat pandemi virus corona.

“Faktor BU [butuh uang], sedangkan buyer atau investor mengharapkan harga yang lebih murah. Buyer saat ini memiliki bargaining power yang lebih kuat,” ujarnya kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, koreksi harga properti bekas atau seken tidak memiliki acuan. Namun, dalam kondisi tertentu, koreksi harga lumrah terjadi berkali-kali dalam satu waktu.

“Misal, orang jual rumah sudah 3 bulan belum laku, umumnya pemilik akan menurunkan harganya sampai ada peminat,” katanya.

Lukas memproyeksikan harga properti sekunder akan kembali normal atau naik ketika vaksinasi Covid-19 di seluruh Indonesia terbukti efektif. Sementara itu, CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan bahwa fenomena maraknya penjualan rumah mewah di DKI Jakarta sudah terjadi semenjak semester kedua 2020. Hal ini membuat harga rumah mewah sekunder semakin menurun di beberapa titik, khususnya di kawasan Pondok Indah, Kelapa Gading, dan Pluit. Adapun rerata penurunan harganya sekitar 50 persen.

Baca : Simak Minat Jeff Bezos Usai Mundur dari CEO Amazon

"Banyak harga rumah mewah seken yang turun harga 50 persen tetapi ini hanya terjadi di beberapa titik karen harga yang sudah over value," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (6/7/2021).

Kondisi penurunan harga rumah sekunder semakin diperparah adanya keijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Hal itu dikarenakan para pemilik rumah mewah yang membutuhkan uang menjual properti rumah di kawasan elite. Ali tak menampik jika harga properti rumah tapak di beberapa kawasan sudah overvalue. Namun demikian, adanya koreksi harga rumah mewah di beberapa kawasan elite ini akan membuat harga properti menjadi realistis.

"Ada potensi koreksi harga lagi pada kuartal III tahun 2021 khusus segmen atas di kawasan elite Jakarta," katanya.

Meskipun harga properti rumah mewah mengalami koreksi, permintaan rumah mewah masih tetap.

"Orang yang punya uang masih banyak, mereka akan beli kalau harga benar-benar murah, meskipun seken, khususnya untuk pasar yang di atas Rp5 miliar," tutur Ali.

Kembali Normal

Berbeda dengan Bong dan Ali, Direktur Ray White Indonesia Erwin Karya mengatakan bahwa kondisi permintaan properti sekunder khususnya untuk hunian rumah kembali normal setelah pada tahun lalu tertekan cukup dalam.

“Properti seken mulai ramai peminatnya setelah tertekan di tahun lalu. Investor banyak yang mencari properti murah dengan harga butuh uang, kata Erwin.

Dia mengatakan bahwa investor akan mencari properti bekas dengan harapan ada yang jual butuh supaya saat kondisi stabil nanti investor dapat gain bagus.

“Memang investor tetap selektif membeli. Kondisi investor yang mulai mencari itu justru bagus karena mendorong pasar,” tuturnya.

Dia tak memungkiri terdapat koreksi harga untuk pasar second sejak tahun lalu. Adapun, penurunan harga properti sekunder berkisar 20 persen hingga 50 persen.

Sumber : Bisnisindonesia.id
 
Status
Not open for further replies.
Loading...
Top