Kisah berikut terjadi disalah satu wilayah Kabupaten di Jawa Tengah. Namanya dikenal dengan Ibu Fulanah, ibu dari 3 orang anak, seorang istri yang soleha dan perempuan yang sangat sederhana. Sedangkan suaminya adalah seorang buruh serabutan yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan kerap sekali main perempuan.
Tapi beliau tetap setia dan menerima suaminya apa adanya dengan ikhlas. Di kehidupannya dia tak sekalipun mengeluh tentang sempitnya kehidupan yang dia jalani. Di tiap jum’at malam beliau pasti meluangkan waktunya untuk mengaji surat yasin.
Terakhir saya bertemu beliau pada penghujung tahun 2010, waktu itu saya sedang mencari merk keju mozarella yang bagus untuk acara syukuran keponakan saya di daerah Jawa Tengah. Di waktu itu istri saya lagi hamil anak pertama ketika si Ibu sedang bantu sohibul hajat, yang kebetulan adalah masih ada hubungan soudara. Pada saat itu istri saya bertanya kepada si Ibu yang kebetulan sedang membuat pia-pia atau bakwan jagung:
“nama makanan ini apa ya Bude”.
Dengan suara yang lembut beliau menjawab;
“Kalo di daerah sini biasanya disebut pia-pia”.
kemudian istri saya bertanya kepada saya:
“Ayah, pia-pia itu makanan apa sih?”.
Saya pun menjawab:
“Pia-pia ialah sebutan lain dari bakwan jagung”
Istri saya pun menjawab:”
“Oh seperti itu ya”.
Selepas dari acara itu berakhir saya dan istri pun Langsung pergi untuk silaturahim ke mbah putri dari istri saya. Di perjalanan dari tempat sepupu saya tak sengaja berbarengan dengan si Ibu sekeluarga yang ingin pulang menuju rumahnya juga.
Dan jarak antara rumah beliau dan mbah putri pun tidak terlalu jauh. Tetapi dikarenakan rumah Mbah putri tidak terlalu jauh dibanding dengan rumah si ibu, saya dan istri pun turun terlebih dahulu. Dan sekalian pamit pulang sama si Ibu.
Akan tetapi kira-kira Ramdahan tahun 2012 si Ibu tiba-tiba sakit keras dan harus dirujuk ke rumah sakit terdekat. Dan ditemani oleh suaminya tercinta. Pada suatu waktu dokter meminta agar si Ibu untuk minum obat. Ketepatan pada saat itu merupakan bulan puasa. Namun karena beliau lagi puasa maka beliau enggan minum obat dan berkata:
“ Saya ini sedang berpuasa jadi saya tidak akan minum obatnya sekarang”.
Kemudian dokter pun menyuruh suaminya agar si Ibu ini mau meminum obatnya dan berkata:
“Pak, saya minta tolong agar bapak mau membujuk istri bapak untuk meminum obatnya, Saya takutnya apabila si Ibu tidak mau meminum obatnya sekarang takutnya hanya akan memperparah kondisinya”.
“Baik Dok”. Jawab Suami beliau.
Sang Suami pun langsung merayu si Ibu untuk meminum obatnya. Tapi lagi-lagi si Ibu menolak permintaan suaminya. Dan berkata:
“ Saya ini lagi puasa jadi saya tidak bisa minum obatnya sekarang, Pada dasarnya keharusan untuk seorang istri untuk menaati segala yang diperintahkan suaminya dalam yang disyari’atkan Allah SWT, namun tidak boleh patuh jika suami memerintahkan kejelekan dan yang dilarang oleh Tuhan Semesta Alam”.
Selepas itu suaminya pun hanya dapat berdiam diri saja. Tak lama sesudah peristiwa itu beliau pun kritis tak sadarkan diri sampai berhari-hari lamanya. Dan keluarga beliau mengambil keputusan agar membawanya kembali agar dirawat di rumah saja.
Setibanya dirumah keadaan si Ibu tetap saja tak sadarkan diri sampai para tetangga beliau banyak yang berkunjung membesuk. Dan sebagian tetangganyapun ada yang berinisiatif untuk mengajikan surah Yasin secara berjamaah.
Diawali dengan pembacaan surat Al-fatihah yang dibaca dengan khusyu. Namun kejanggalan terjadi ketika para jamaah akan memulai untuk mengaji surah Yassin. Masya Allah, Allah yang memilki segala khendak dan atas izin dan rahmatnya, beliau pun tiba-tiba bangun dari masa kritisnya seperti orang yang tidak terlihat sakit tidak kurang sedikit apapun. Dan para jamaah pun terperangah dan sangat terkejut dengan kejadian ini terlebih si Ibu hanya berkata kepada orang-orang yang berada dikediamannya:
“Saya ikut bantu baca yasinannya”.
Bagaikan tersihir dengan prilaku si Ibu tadi, tanpa banyak basa-basi lagi orang-orang pun bergegas untuk mengambilkan mukena beliau untuk dipakaikannya untuk membaca Surat Yasin.
Akhirnya beliau bersama para Jamaah membaca surah yasin bersama-sama hingga selesai pembacaan surah yasin. Akan tetapi si Ibu tiba-tiba saja langsung berbaring kembali ditempat dan langsung mangkat saat itu juga. Orang-orang yang ada disana pun merasa takjub dan ada sebagaian diantaranya bahkan samapai menagis haru.
Kemudian beliau pun dikebumikan di komplek pemakaman umum di desanya. Bahkan ketika suaminya meninggal pun berpesan untuk dimakamkan dsisamping istrinya tercinta.
Tapi beliau tetap setia dan menerima suaminya apa adanya dengan ikhlas. Di kehidupannya dia tak sekalipun mengeluh tentang sempitnya kehidupan yang dia jalani. Di tiap jum’at malam beliau pasti meluangkan waktunya untuk mengaji surat yasin.
Terakhir saya bertemu beliau pada penghujung tahun 2010, waktu itu saya sedang mencari merk keju mozarella yang bagus untuk acara syukuran keponakan saya di daerah Jawa Tengah. Di waktu itu istri saya lagi hamil anak pertama ketika si Ibu sedang bantu sohibul hajat, yang kebetulan adalah masih ada hubungan soudara. Pada saat itu istri saya bertanya kepada si Ibu yang kebetulan sedang membuat pia-pia atau bakwan jagung:
“nama makanan ini apa ya Bude”.
Dengan suara yang lembut beliau menjawab;
“Kalo di daerah sini biasanya disebut pia-pia”.
kemudian istri saya bertanya kepada saya:
“Ayah, pia-pia itu makanan apa sih?”.
Saya pun menjawab:
“Pia-pia ialah sebutan lain dari bakwan jagung”
Istri saya pun menjawab:”
“Oh seperti itu ya”.
Selepas dari acara itu berakhir saya dan istri pun Langsung pergi untuk silaturahim ke mbah putri dari istri saya. Di perjalanan dari tempat sepupu saya tak sengaja berbarengan dengan si Ibu sekeluarga yang ingin pulang menuju rumahnya juga.
Dan jarak antara rumah beliau dan mbah putri pun tidak terlalu jauh. Tetapi dikarenakan rumah Mbah putri tidak terlalu jauh dibanding dengan rumah si ibu, saya dan istri pun turun terlebih dahulu. Dan sekalian pamit pulang sama si Ibu.
Akan tetapi kira-kira Ramdahan tahun 2012 si Ibu tiba-tiba sakit keras dan harus dirujuk ke rumah sakit terdekat. Dan ditemani oleh suaminya tercinta. Pada suatu waktu dokter meminta agar si Ibu untuk minum obat. Ketepatan pada saat itu merupakan bulan puasa. Namun karena beliau lagi puasa maka beliau enggan minum obat dan berkata:
“ Saya ini sedang berpuasa jadi saya tidak akan minum obatnya sekarang”.
Kemudian dokter pun menyuruh suaminya agar si Ibu ini mau meminum obatnya dan berkata:
“Pak, saya minta tolong agar bapak mau membujuk istri bapak untuk meminum obatnya, Saya takutnya apabila si Ibu tidak mau meminum obatnya sekarang takutnya hanya akan memperparah kondisinya”.
“Baik Dok”. Jawab Suami beliau.
Sang Suami pun langsung merayu si Ibu untuk meminum obatnya. Tapi lagi-lagi si Ibu menolak permintaan suaminya. Dan berkata:
“ Saya ini lagi puasa jadi saya tidak bisa minum obatnya sekarang, Pada dasarnya keharusan untuk seorang istri untuk menaati segala yang diperintahkan suaminya dalam yang disyari’atkan Allah SWT, namun tidak boleh patuh jika suami memerintahkan kejelekan dan yang dilarang oleh Tuhan Semesta Alam”.
Selepas itu suaminya pun hanya dapat berdiam diri saja. Tak lama sesudah peristiwa itu beliau pun kritis tak sadarkan diri sampai berhari-hari lamanya. Dan keluarga beliau mengambil keputusan agar membawanya kembali agar dirawat di rumah saja.
Setibanya dirumah keadaan si Ibu tetap saja tak sadarkan diri sampai para tetangga beliau banyak yang berkunjung membesuk. Dan sebagian tetangganyapun ada yang berinisiatif untuk mengajikan surah Yasin secara berjamaah.
Diawali dengan pembacaan surat Al-fatihah yang dibaca dengan khusyu. Namun kejanggalan terjadi ketika para jamaah akan memulai untuk mengaji surah Yassin. Masya Allah, Allah yang memilki segala khendak dan atas izin dan rahmatnya, beliau pun tiba-tiba bangun dari masa kritisnya seperti orang yang tidak terlihat sakit tidak kurang sedikit apapun. Dan para jamaah pun terperangah dan sangat terkejut dengan kejadian ini terlebih si Ibu hanya berkata kepada orang-orang yang berada dikediamannya:
“Saya ikut bantu baca yasinannya”.
Bagaikan tersihir dengan prilaku si Ibu tadi, tanpa banyak basa-basi lagi orang-orang pun bergegas untuk mengambilkan mukena beliau untuk dipakaikannya untuk membaca Surat Yasin.
Akhirnya beliau bersama para Jamaah membaca surah yasin bersama-sama hingga selesai pembacaan surah yasin. Akan tetapi si Ibu tiba-tiba saja langsung berbaring kembali ditempat dan langsung mangkat saat itu juga. Orang-orang yang ada disana pun merasa takjub dan ada sebagaian diantaranya bahkan samapai menagis haru.
Kemudian beliau pun dikebumikan di komplek pemakaman umum di desanya. Bahkan ketika suaminya meninggal pun berpesan untuk dimakamkan dsisamping istrinya tercinta.