Supaya Aman Dalam Bertransaksi

Status
Not open for further replies.

Indrawata

New Member
Para pelaku cyber crime tersebut biasa disebut cracker yang biasa mencuri data-data penting dari nasabah seperti pin, password atau data-data yang lain. Aksi cracker biasanya dilakukan dengan membuat web resmi palsu tapi terlihat seperti asli, melakukan sniffing serta juga memanfaatkan keylogger yang sanggup merekam segala aktivitas yang anda lakukan di perangkat anda. Sebagai nasabah yang pintar, mewaspadai segala modus kejahatan internet banking itu perlu. Caranya mudah dan pastikan Anda mengetahui ciri-ciri modus cyber crime banking dan perhatikan beberapa tips transaksi internet banking secara aman berikut ini:
1. Ketikan URL Bank Secara Benar

Hal pertama yang harus Anda perhatikan saat akan bertransaksi secara online menggunakan internet banking adalah pastikan Anda mengetikkan URL bank secara benar. Ingat baik-baik alamat website bank Anda. Sebab, kejahatan internet banking bermula dari Salah satunya dilakukan dengan membuat web palsu yang menyerupai dengan website asli milik bank. Dalam website palsu tersebut juga tersedia tombol login yang apabila anda masukan maka data anda akan menjadi milik mereka.

Ada 2 modus kejahatan internet banking. Pertama dengan membuat url semirip mungkin dengan milik bank asli. Contohnya, untuk para pengguna internet banking BCA, alamat website internet banking yang benar adalah www. klikbca.com , tetapi situs kloningan palsu lainnya berUrl www. Clickbca.com. Perhatikan setiap huruf yang Anda ketikan, beda K dan C bisa berakibat fatal terhadap pencurian data-data penting rekening Anda.

Cara kedua yang biasa dilakukan adalah dengan mengirimkan email dan link palsu ke alamat email Anda. Link tersebut akan mengarah kepada sebuah website palsu yang dibuat buat sama dengan website bank aslinya. Otomatis bila anda memasukan data seperti pin maka sudah pasti Cracker memiliki akses ke rekening anda. Tipsnya, Anda wajib mencek link atau url website resmi bank Anda dan hiraukan bila ada email masuk yang mengatasnamakan bank.

2. Hindari Sembarangan Mendownload Software

Waspadai software tak dikenal saat download. Terkadang saat mendownload film, lagu atau aplikasi maka akan ada beberapa aplikasi yang secara otomatis terinstall di perangkat anda. Hal tersebut wajib diwaspadai karena bisa saja aplikasi tersebut – tanpa Anda sadari - bisa mencatat segala macam aktivitas anda secara online termasuk saat Anda melakukan login untuk internet banking. Tips dan solusi untuk menghindari hal ini adalah selalu pasang anti virus di perangkat anda dan apabila anda menemukan sebuah aplikasi yang tak merasa Anda mendownloadnya, segera batalkan / uninstall proses download tersebut.
3. Pilih Transaksi dengan Pin Token

Perlu adanya Standar Keamanan Cyber. Hampir semua bank telah menyediakan layanan pin token yang berfungsi sebagai alat pengamanan tambahan. Token Pin bank berfungsi sebagai pin yang dinamis dan selalu berubah yang hanya bisa digunakan satu kali transaksi saja. Dengan begitu nomor unik PIN Token juga berubah jika Anda melakukan transaksi lebih dari satu kali.

4. Jaga Informasi Rahasia Akun Bank Anda

Menjaga informasi penting tentang data-data akun bank yang anda miliki, seperti PIN rekening, nama orang tua Anda, dan data-data lainnya itu penting. Jangan berikan PIN tersebut kepada orang yang tak berwenang. Bahkan kepada staff Bank yang bersangkutan sekalipun, hal ini karena pada umumnya mereka tak pernah menanyakan mengenai pin yang anda miliki.

5. Pastikan Log Out Selesai Transaksi


Selesai melakukan transaksi maka Anda wajib menekan tombol log out di website tersebut. Seringkali beberapa nasabah setelah selesai melakukan transaksi hanya klik tutup browser saja tanpa melakukan log out. Terlihat sepele tapi ini penting untuk diperhatikan, kelalaian ini bisa membuat akun bank Anda dikuasai orang tak bertanggung jawab dan Anda bisa merugi.

6. Hindari Memberikan Berkas Identitas Sembarangan

Masih Ingat kasus yang menimpa Tjho Winarto? Nasabah Bank Permata menjadi korban kejahatan internet banking dan harus kehilangan uang ratusan juta karena ada orang yang mampu mengakses internet banking atas namanya.

Modus kejahatan dilakukan dengan memanfaatkan fotocopy KTP korban yang digunakan untuk memblokir nomor telepon korban dengan alasan kartu teleponnya hilang, padahal kartunya tidak hilang. Hanya bermodal copy KTP tersebut, pelaku kejahatan berhasil mencuri uang nasabah dan melakukan transfer ke 3 rekening berbeda dengan nyaman, sebab korban pun tak mungkin mendapat konfirmasi karena nomornya terblokir. Kasus tersebut memberikan pelajaran untuk selalu menjaga kerahasiaan data diri nasabah agar tidak menjadi korban kejahatan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
 
Last edited by a moderator:

mesinteknik

New Member
Kalau untuk keamanan transaksi di e-commerce apakah ada saran? Karena kalau e-commerce dan toko online itu biasanya masalah keamanannya bukan di teknis pembayarannya, tapi dari sisi orangnya yang kadang ada aja yang nipu...
 
Status
Not open for further replies.
Loading...
Top