Jon E8
Member
Kalau kamu suka skincare-an, pasti pernah dengar istilah peeling dan eksfoliasi. Tapi jujur saja, pernah nggak sih kamu bertanya, sebenarnya ini dua hal yang sama atau beda? Banyak orang pakai istilahnya bergantian, padahal fungsinya tidak selalu sama. Akibatnya, ada yang terlalu sering eksfoliasi sampai kulit terasa perih, atau malah takut sama sekali karena takut kulit jadi rusak.
Yuk, kita bahas pelan-pelan, santai saja, biar kamu bisa lebih paham dan tidak salah langkah saat merawat kulit.
Eksfoliasi Itu Apa Sih?
Eksfoliasi adalah proses mengangkat sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit. Sel kulit mati ini kalau dibiarkan bisa bikin wajah terlihat kusam, teksturnya terasa kasar, dan skincare jadi kurang menyerap.
Contoh eksfoliasi yang paling sering ditemui itu scrub wajah. Kamu pasti pernah pakai, kan? Butiran halus di dalamnya membantu menggosok sel kulit mati saat wajah dipijat lembut. Selain scrub, ada juga eksfoliasi tanpa butiran yang biasanya berupa toner atau serum khusus. Cara kerjanya lebih halus, tapi tetap membantu membersihkan kulit dari sel kulit mati.
Dalam kehidupan sehari-hari, eksfoliasi ini cocok buat kamu yang merasa wajah gampang kusam, makeup kurang nempel, atau skincare terasa kurang bekerja maksimal. Tapi tetap ya, jangan terlalu sering. Dua sampai tiga kali seminggu biasanya sudah cukup, tergantung kondisi kulit.
Lalu, Peeling Itu Bedanya di Mana?
Nah, peeling sebenarnya masih satu keluarga dengan eksfoliasi, tapi cara kerjanya biasanya lebih intens. Peeling fokus membantu mempercepat proses pergantian kulit, jadi kulit lama yang kusam bisa tergantikan dengan kulit baru yang terlihat lebih segar.
Contoh peeling yang sering kita temui adalah peeling gel. Saat dipijat, muncul gumpalan kecil yang sering disangka kotoran. Padahal, itu reaksi dari produk dan sel kulit mati di permukaan. Ada juga peeling yang dilakukan di klinik, tapi untuk pemakaian rumahan, biasanya formulanya dibuat lebih ringan.
Kalau dianalogikan, eksfoliasi itu seperti menyapu lantai setiap beberapa hari, sementara peeling seperti bersih-bersih lebih menyeluruh, tapi tidak dilakukan terlalu sering. Makanya, peeling biasanya cukup dilakukan seminggu sekali atau bahkan dua minggu sekali, tergantung kebutuhan kulit.
Kapan Harus Eksfoliasi dan Kapan Peeling?
Ini bagian yang sering bikin bingung. Kamu pernah ngalamin kulit terasa kusam tapi juga sensitif? Di kondisi seperti ini, eksfoliasi ringan bisa jadi pilihan awal. Misalnya pakai exfoliating toner dengan cara ditepuk pelan, bukan digosok.
Peeling lebih cocok saat kulit terasa sangat kusam, teksturnya tidak rata, atau bekas makeup dan polusi terasa menumpuk. Tapi ingat, setelah peeling, kulit biasanya jadi lebih sensitif. Jadi jangan lupa pakai pelembap dan sunscreen keesokan harinya.
Kuncinya ada di mendengarkan kondisi kulit sendiri. Kalau setelah eksfoliasi atau peeling kulit terasa perih, kering berlebihan, atau kemerahan berkepanjangan, itu tanda harus dikurangi frekuensinya.
Kesalahan yang Sering Terjadi
Banyak orang merasa ingin cepat dapat hasil, akhirnya eksfoliasi dan peeling dilakukan terlalu sering. Ini yang justru bikin skin barrier terganggu. Kulit jadi gampang iritasi, muncul bruntusan, atau terasa perih saat pakai skincare biasa.
Contoh lainnya, mencampur terlalu banyak produk aktif dalam satu waktu. Misalnya habis peeling, lalu langsung pakai produk yang kuat juga. Padahal kulit sedang butuh waktu untuk tenang dan pulih.
Yuk, Rawat Kulit dengan Lebih Bijak
Merawat kulit itu bukan soal siapa yang paling sering eksfoliasi atau peeling, tapi siapa yang paling paham kebutuhan kulitnya sendiri. Kadang, lebih sedikit justru lebih baik.
Kalau kamu ingin penjelasan yang lebih lengkap dan runtut tentang perbedaan peeling dan eksfoliasi, termasuk cara memilih yang tepat sesuai kondisi kulit, kamu bisa baca artikel ini: perbedaan peeling dan eksfoliasi, cara tepat merawat kulit agar sehat dan bercahaya
Yuk, mulai lebih kenal kulit sendiri dan rawat dengan cara yang tepat. Kulit nyaman, tampilan pun jadi lebih percaya diri.
Yuk, kita bahas pelan-pelan, santai saja, biar kamu bisa lebih paham dan tidak salah langkah saat merawat kulit.
Eksfoliasi Itu Apa Sih?
Eksfoliasi adalah proses mengangkat sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit. Sel kulit mati ini kalau dibiarkan bisa bikin wajah terlihat kusam, teksturnya terasa kasar, dan skincare jadi kurang menyerap.
Contoh eksfoliasi yang paling sering ditemui itu scrub wajah. Kamu pasti pernah pakai, kan? Butiran halus di dalamnya membantu menggosok sel kulit mati saat wajah dipijat lembut. Selain scrub, ada juga eksfoliasi tanpa butiran yang biasanya berupa toner atau serum khusus. Cara kerjanya lebih halus, tapi tetap membantu membersihkan kulit dari sel kulit mati.
Dalam kehidupan sehari-hari, eksfoliasi ini cocok buat kamu yang merasa wajah gampang kusam, makeup kurang nempel, atau skincare terasa kurang bekerja maksimal. Tapi tetap ya, jangan terlalu sering. Dua sampai tiga kali seminggu biasanya sudah cukup, tergantung kondisi kulit.
Lalu, Peeling Itu Bedanya di Mana?
Nah, peeling sebenarnya masih satu keluarga dengan eksfoliasi, tapi cara kerjanya biasanya lebih intens. Peeling fokus membantu mempercepat proses pergantian kulit, jadi kulit lama yang kusam bisa tergantikan dengan kulit baru yang terlihat lebih segar.
Contoh peeling yang sering kita temui adalah peeling gel. Saat dipijat, muncul gumpalan kecil yang sering disangka kotoran. Padahal, itu reaksi dari produk dan sel kulit mati di permukaan. Ada juga peeling yang dilakukan di klinik, tapi untuk pemakaian rumahan, biasanya formulanya dibuat lebih ringan.
Kalau dianalogikan, eksfoliasi itu seperti menyapu lantai setiap beberapa hari, sementara peeling seperti bersih-bersih lebih menyeluruh, tapi tidak dilakukan terlalu sering. Makanya, peeling biasanya cukup dilakukan seminggu sekali atau bahkan dua minggu sekali, tergantung kebutuhan kulit.
Kapan Harus Eksfoliasi dan Kapan Peeling?
Ini bagian yang sering bikin bingung. Kamu pernah ngalamin kulit terasa kusam tapi juga sensitif? Di kondisi seperti ini, eksfoliasi ringan bisa jadi pilihan awal. Misalnya pakai exfoliating toner dengan cara ditepuk pelan, bukan digosok.
Peeling lebih cocok saat kulit terasa sangat kusam, teksturnya tidak rata, atau bekas makeup dan polusi terasa menumpuk. Tapi ingat, setelah peeling, kulit biasanya jadi lebih sensitif. Jadi jangan lupa pakai pelembap dan sunscreen keesokan harinya.
Kuncinya ada di mendengarkan kondisi kulit sendiri. Kalau setelah eksfoliasi atau peeling kulit terasa perih, kering berlebihan, atau kemerahan berkepanjangan, itu tanda harus dikurangi frekuensinya.
Kesalahan yang Sering Terjadi
Banyak orang merasa ingin cepat dapat hasil, akhirnya eksfoliasi dan peeling dilakukan terlalu sering. Ini yang justru bikin skin barrier terganggu. Kulit jadi gampang iritasi, muncul bruntusan, atau terasa perih saat pakai skincare biasa.
Contoh lainnya, mencampur terlalu banyak produk aktif dalam satu waktu. Misalnya habis peeling, lalu langsung pakai produk yang kuat juga. Padahal kulit sedang butuh waktu untuk tenang dan pulih.
Yuk, Rawat Kulit dengan Lebih Bijak
Merawat kulit itu bukan soal siapa yang paling sering eksfoliasi atau peeling, tapi siapa yang paling paham kebutuhan kulitnya sendiri. Kadang, lebih sedikit justru lebih baik.
Kalau kamu ingin penjelasan yang lebih lengkap dan runtut tentang perbedaan peeling dan eksfoliasi, termasuk cara memilih yang tepat sesuai kondisi kulit, kamu bisa baca artikel ini: perbedaan peeling dan eksfoliasi, cara tepat merawat kulit agar sehat dan bercahaya
Yuk, mulai lebih kenal kulit sendiri dan rawat dengan cara yang tepat. Kulit nyaman, tampilan pun jadi lebih percaya diri.