
Oleh sebab itu, kenapa menjadi sangat dianjurkan memberikan asupan makanan yang mengandung zat besi sedini mungkin. Bahkan, ibu hamil sangat dianjurkan untuk rutin mengonsumsi jenis makanan yang kaya akan zat besi di dalamnya, tujuannya adalah untuk kecerdasan otak janin.
Yang menjadi pertanyaannya kemudian adalah bagaimana agar supaya anak tidak kekurangan nutrisi yang satu ini?
Sebaiknya asupan zat besi ini dimulai sejak ibu hamil atau bahkan saat merencanakan kehamilan. Hal ini dikarenakan perkembangan otak anak sudah dimulai ketika masih berbentuk janin.
Ada satu hal yang para orang tua harus ingat bentul bahwa ternyata anak yang berusia di bawah 5 tahun kebutuhan zat besinya lebih banyak jika dibandingkan dengan usia diatasnya.
Meskipun sebenarnya ketika si kecil masih berusia 6 bulan, kehidupannya belum terlalu memerlukan banyak zat besi dari luar. Hal ini disebabkan cadangan zat besinya masih cukup banyak.
Namun berbeda ketika usia anak sudah 6 bulan ke atas, kebutuhan akan zat besi semakin meningkat. Kondisi seperti ini dikarenakan seiring menipisnya cadangan zat besinya.
Ciri Anak Yang Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi pada anak dapat beresiko, khususnya dalam darah bisa menjadi penyebab anak terkena anemia, dan pada akhirnya bisa berpengaruh terhadap perkembangan umum serta kondisi mental anak.
Namun yang menjadi permasalahannya kemudian adalah para orang tua kebanyakan kurang bisa mendeteksi apakah si kecil sudah memperoleh asupan zat besi yang cukup ataukah belum.
Padahal sebenarnya ada beberapa tanda jika anak mengalami defisiensi zat besi. Meskipun sebenarnya anemia yang terjadi pada anak-anak disebabkan oleh banyak faktor, ada yang karena kehilangan darah baik dikarenakan penyakit atau cidera, kurangnya makanan yang mengandung zat besi, atau bahkan bisa dikarenakan kegagalan tubuh anak saat menyerap zat besi dari makanan.
Memangnya kenapa zat besi menjadi sangat penting untuk tubuh? Zat besi membantu saat tubuh pada saat memproduksi hemoglobin, yang merupakan protein yang sangat dibutuhkan oleh darah untuk mengangkat oksigen ke jaringan tubuh.
Zat besi ini berfungsi membantu produksi hemoglobin, salah satu protein yang sangat dibutuhkan oleh darah supaya bisa mengangkut oksigen ke jaringan tubuh. Jika sampai kekurangan jenis protein yang satu ini, secara otomatis tingkat hemoglobin akan menurun.
Jika kondisi seperti itu terjadi, maka yang terjadi selanjutnya adalah jaringan tubuh dalam menyerap oksigen menjadi kurang dari yang seharusnya. Oleh sebab itu, penting untuk jangan sampai kekurangan zat besi.
Jika memang seperti itu, bagaimana cara deteksi dini anak yang tubuhnya mengalami kekurangan zat besi?
Lelah dan lesu
Dikarenakan jumlah oksigen yang membawa sel darah merah berkurang, maka organ-organ tubuh menjadi tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Di sisi lain, organ tubuh butuh jumlah oksigen yang cukup supaya bisa berfungsi dengan normal. Efek pertama jika kondisi ini sampai terjadi adalah tubuh mudah lelah dan lemah.
Kulit pucat
Jumlah sel darah merah atau tingkat hemoglobin yang rendah akan membuat kulit anak menjadi tampak pucat. Bahkan pucat ini bisa dikatakan sebagai indikasi mendasar jumlah zat besi pada tubuh anak kurang.
Sesak nafas
Dengan tidak memiliki cukup sel darah merah yang akan membawa oksigen ke seluruh tubuh, maka tubuh secara otomatis akan kekurangan pasokan oksigen ke jantung, dan selanjutnya akan membuat anak sesak nafas.
Selera makan turun
Anak yang mengamali kondisi semacam ini selain selalu merasa lelah dan lesu juga hasrat untuk menikmati makanan menjadi menurun. Bahkan terkadang susah sekali jika disuruh untuk makan.
Sering infeksi
Sel darah merah yang tidak cukup sehat bisa berakibat menurunnya fungsi sistem kekebalan tubuh. Sehingga yang terjadi selanjutnya adalah sangat rentan terhadap infeksi.
Yang Harus Dilakukan Supaya Zat Besi Di Dalam Tubuh Anak Cukup
Di bawah ini adalah beberapa saran atau upaya yang bisa membantu anak Anda supaya jumlah zat besi yang ada di dalam tubuhnya tidak mengalami kekurangan, yakni dengan:
- Rutin memberikan anak menu makanan yang tinggi akan kandungan zat besi di dalamnya, misalnya saja seperti telur, daging sapi, hati sapi, kacang kedelai, kacang tanah, dan berbagai jenis sayuran yang berdahun hijau tua.
- Lakukan pemeriksaan rutin pada saat hamil. Ibu yang mengalami anemia ketika hamil bisa menyebabkan anak lahir dengan kondisi jumlah zat besi dalam tubuh anak kurang.
- Upayakan untuk memberikan ASI ekslusif, sebab ASI mengandung zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi anak setiap harinya.
- Usahakan untuk tidak memberikan makanan ataupun susu yang terlalu banyak untuk anak ketika usianya masih di bawah 1 tahun. Hal ini disebabkan bisa mengganti porsi makanan sumber zat besi.
- Berikan makanan tambahan lunak pada saat anak sudah berusia lebih dari 6 bulan dan makanan padat setelah anak berusia 1 tahun. Usahakan untuk memberikan jenis makanan yang beragam, serta kaya akan zat gizi di dalamnya.
- Rutin untuk memberikan jenis makanan yang kaya akan vitamin C di dalamnya untuk meningkatkan proses penyerapan zat besi di dalam tubuh si kecil.