Kenapa Kita Sering Overthinking? Yuk Cari Tahu Bareng!

Jon E8

Member
Kamu pernah nggak sih, tiba-tiba kepikiran hal kecil terus jadi muter-muter di kepala? Misalnya, setelah kirim chat ke seseorang, kamu malah mikir “dia marah nggak ya?”, “kenapa belum dibalas?”, atau “aku salah ngomong sesuatu nggak tadi?”. Nah, kalau iya, berarti kamu nggak sendirian. Banyak banget orang yang sering “overthinking” alias kebanyakan mikir hal-hal yang belum tentu terjadi.

Overthinking itu sebenarnya wajar, apalagi di zaman sekarang yang serba cepat dan penuh tekanan. Tapi kalau terus dibiarkan, bisa bikin capek banget — bukan cuma pikiran, tapi juga perasaan dan energi kita sehari-hari. Yuk, kita bahas bareng kenapa sih overthinking bisa muncul dan gimana cara pelan-pelan nguranginnya.


Dari Hal Kecil Bisa Jadi Beban Besar
Salah satu alasan kenapa kita sering overthinking adalah karena kita terlalu perfeksionis atau pengen semuanya berjalan sempurna. Misalnya, kamu udah kerja keras buat presentasi, tapi begitu selesai, kamu malah mikir “tadi aku ngomongnya belepotan nggak ya?”, “mereka kelihatan bosen nggak sih?”.

Padahal, orang lain mungkin nggak mikirin hal itu sama sekali. Tapi otak kita kadang terlalu aktif mencari-cari kesalahan. Hasilnya, kita malah nyiksa diri sendiri dengan pikiran yang belum tentu benar.


Media Sosial dan “Perbandingan Tak Berujung”
Coba deh, kapan terakhir kali kamu scrolling media sosial terus ngerasa nggak cukup baik? Lihat teman yang posting liburan, sukses kerja, atau punya pasangan romantis — tiba-tiba muncul rasa minder.

Tanpa sadar, kita jadi bandingin diri sendiri sama “versi terbaik” orang lain yang mereka tunjukin di internet. Ini juga sering jadi pemicu overthinking. Kita mulai mikir “kenapa hidupku nggak kayak dia?”, “aku salah langkah ya?”. Padahal, yang kelihatan di layar itu cuma sebagian kecil dari kehidupan mereka.


Pikiran Nggak Bisa Diam, Tapi Bisa Ditemani
Sebenarnya, overthinking itu bukan musuh yang harus dilawan, tapi sinyal bahwa kita lagi butuh waktu buat istirahat dan refleksi. Kadang, otak cuma pengen diajak ngobrol pelan-pelan.

Coba mulai dari hal sederhana. Misalnya:

  • Tulis pikiranmu di jurnal. Kadang setelah ditulis, kita sadar ternyata masalahnya nggak sebesar yang dibayangkan.

  • Atur waktu buat “me time”. Jalan sore, baca buku, atau sekadar rebahan sambil denger musik bisa bantu nenangin kepala.

  • Ngobrol sama orang yang kamu percaya. Cerita ke teman atau keluarga bisa bantu dapet perspektif baru.
Kuncinya bukan langsung “berhenti mikir”, tapi belajar berdamai sama pikiran itu sedikit demi sedikit.


Yuk, Belajar Melepas Kontrol
Kita sering overthinking karena pengen semua hal bisa dikontrol. Tapi kenyataannya, nggak semua hal di dunia ini bisa kita kendalikan. Kadang yang bisa kita lakukan cuma berusaha sebaik mungkin, lalu ikhlas sama hasilnya.

Misalnya, kamu udah ngelakuin interview kerja sebaik mungkin. Setelah itu, ya udah, biarin prosesnya jalan. Kalau terus dipikirin, yang ada malah stres sendiri.

Belajar melepas kontrol bukan berarti menyerah, tapi percaya bahwa kamu udah melakukan yang terbaik. Kadang, hasil yang kita terima justru datang di waktu dan cara yang nggak kita duga.


Penutup
Overthinking itu bukan tanda kamu lemah atau terlalu sensitif. Justru itu tanda kamu punya empati dan peduli sama hal-hal di sekitar. Tapi penting juga buat jaga diri supaya pikiranmu nggak terus-terusan capek.

Mulai dari sekarang, yuk coba kenalin apa yang bikin kamu overthinking dan pelan-pelan belajar untuk lebih tenang. Siapa tahu, dengan begitu kamu bisa lebih menikmati hidup tanpa terlalu banyak “what if”.

Ngomong-ngomong soal hal-hal yang sering bikin kita mikir terlalu jauh, kamu pernah denger istilah “spill” di media sosial? Ternyata artinya lebih dalam dari sekadar “membocorkan rahasia”, lho. Coba deh baca penjelasan lengkapnya di sini: Spill artinya lebih dari sekadar membocorkan rahasia di dunia modern.
 
Loading...
Top